Selasa, 22 April 2008

Merana Ditengah kelimpahan Emas


Mimika sebagai daerah terkaya di Papua bermula dari sebuah pegunungan. Di balik bayangan pegunungan kapur setinggi lebih dari seribu meter di atas hutan tropis Papua, di utara Kecamatan Tembagapura, tersembunyi kekayaan mineral yang diperkirakan bernilai lebih dari 77 miliar dollar AS.

Gunung tembaga dan emas ini, Ertsberg, berdiri lebih dari tiga juta tahun dikelilingi jurang- jurang dalam yang terbentuk oleh gerusan es abadi yang mencair dan membeku sebagai pengaruh perubahan musim. Potensi tambang yang luar biasa areal pegunungan itu diungkap geolog Belanda, Jean Jacques Dozy, pada tahun 1936.
Penemuan ditindaklanjuti Manajer Eksplorasi Freeport Sulphur Company (sekarang Freeport-McMoRan Copper and Gold Inc-induk PT Freeport Indonesia) pada tahun 1967 setelah penandatanganan kontrak karya pertama dengan Pemerintah Indonesia.
Setelah kandungan tembaga di tambang Ertsberg menipis, tahun 1988 ditemukan lokasi penambangan baru di Grasberg tak jauh dari Ertsberg. Tambang kedua ini memiliki cadangan tembaga terbesar ketiga di dunia dan cadangan emas terbesar di dunia.
Produksi tambang dikirim ke pabrik-pabrik peleburan tembaga di berbagai negara, termasuk Gresik-Indonesia. Tahun 2002, PT FI menghasilkan konsentrat yang mengandung 1,8 miliar pon tembaga dan 2,9 juta ons emas dari penambangan sekitar 235.000 bijih tambang per hari. Konsentrat tembaga ini bermanfaat bagi penyediaan tembaga untuk perangkat komunikasi modern dan barang elektronik, pengadaan listrik dan keperluan industri lainnya.
Masuknya perusahaan bermodal asing di Mimika mengakibatkan penambahan arus migrasi kelas pekerja dari luar Papua dalam jumlah yang besar sehingga tak heran ketika Kabupaten Mimika menjadi salah satu kabupaten yang jumlah penduduknya termasuk yang paling padat, kepadatan atau populasi orang yang data juga tergolong paling besar dari semua tingkatan taraf ekonomi yang berbeda-beda dan kenyataan yang paling banyak adalah orang-orang tingkat kehidupannya dibawah garis kemiskinan. Baik itu dari pendatang diluar Papua ataupun penduduk asli Mimika sendiri juga tergolong masih banyak yang hidup ditaraf miskin. Asuransi Kesehatan rakyat Miskin yang akan mencoba untuk dapat memberikan kartu Askes yang diperuntukkan bagi rakyat miskin agar dalam mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis atau paling tidak minim dalam membayar biaya pelayanan kesehatan.
Kepala Cabang PT Askes Mimika Elisa Runggaweri kepada wartawan mengatakan bahwa PT Askes sangat kesulitan dalam membuat kartu Askes Miskin bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Mimika yang disebabkan karena data yang tidak akurat atau boleh dikatakan tidak ada dari Pemerintah. Data masyarakat miskin dari Pemerintah sangat kami butuhkan sekali, untuk dapat menentukan mana warga yang miskin dan mana yang bukan. Sehingga dalam menentukan warga miskin itu tidak salah, belajar dari pengalaman tentang Kompensasi BBM yang mana banyak warga yang mampu tapi tetap mendapat dana bantuan Kompemnsasi BBM, dan kami dari Askes tidak mau hal itu terjadi.
Lanjut Elisa sisa jumlah quota tahun 2006 sebanyak 29.700 jiwa yang diperuntukkan lima Distrik yaitu Distrik Tembagapura, Distrik Mimika barat, Distrik Mimika Barat Tengah, Mimika Timur Jauh, Mimika Timur Tengah, Mimika Barat Jauh, dan Mimika Timur. Sementara khusus kelurahan Koperapoka dan Kampung Inauga, Distrik Mimika Baru untuk sementara terhitung mulai tanggal 29 Januari 2007 dihentikan Kartu Askes-Kin.
Tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kab. Mimika menduduki rangking teratas di Indonesia. Hal tsb dapat dilihat dari laju pertumbuhannya yang rata-rata mencapai 10,9 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun. Yakni dari tahun 1990 hingga tahun 2000.
Jumlah penduduk Kab. Mimika hingga akhir tahun 2004 diperkirakan sebanyak 146.072 orang. Jumlah tsb meningkat sebesar 19,18 persen dibandingkan tahun 2003 sejumlah 131.715. Sementara itu jumlah penduduk tahun 2002 sebanyak 110.518 jiwa dan tahun 2001 sejumlah 99.656.
Jumlah tsb lebih banyak didominasi oleh laki-laki dari pada perempuan. Setidaknya 113 laki-laki berbanding 100 perempuan. Sedangkan bagi usia produktif 141 laki-laki dibanding 100 perempuan.
Laju pertumbuhan yang sangat tinggi dipicu oleh operasional sektor pertambangan yang menarik minat penduduk seluruh penjuru Indonesia berbondong-bondong menuju ke Timika. Namun sebagian penduduk ada juga yang mengembangkan diri di sektor swasta non-pertambangan. Banyak pendatang ke Timika memiliki tujuan untuk berdagang.
Secara keseluruhan di Mimika rata-rata anggota rumah tangga sebesar 4,52. Artinya terdapat sekitar 5 orang anggota dalam sebuah keluarga. Berdasarkan kelompok umur terbanyak berusia 5-9 tahun. Sedangkan penduduk dengan kelompok umur lebih dari 65 tahun berjumlah paling kecil.
Dari 12 distrik yang ada, distrik Mimika Barat dan Mimika Barat tengah mengalami penurunan jumlah penduduk masing-masing sebensar 8,56 persen dan 9,5 persen. Sedangkan 10 distrik lainnya peningkatan tertinggi ada di distrik Mimika Baru, sebesar 25,97 persen. Sementara distrik yang mengalami peningkatan jumlah penduduknya terrendah adalah distrik Mimika Timur jauh sebesar 7,02 persen.
Berdasarkan jenis kelamin untuk penduduk laki-laki peningkatan di distrik Tembagapura sebesar 40,01 persen dan peningkatan penduduk perempuan terbesar di distrik Mimika Timur sebesar 77,96 persen.(John Pakage/timika)

Tidak ada komentar: