Kamis, 17 April 2008

Temu Budaya Papua Rumuskan 10 Rekomendasi



Temu budaya pada Festival Seni Kreasi Papua VIII di Nabire, telah menelorkan 10 rekomendasi. Kesepuluh rekomendasi itu, pertama, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Papua harus berwawasan budaya Papua dan Papua Barat sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 57 UU No. 21 tahun 2001. Kedua, perlu perumusan kembali pengalokasian dana-dana pembangunan, khususnya dana Otsus. Sehingga pembinaan dan pengembangan budaya Papua menjadi salah satu prioritas pembangunan di Tanah Papua.


P

ada rekomendasi ketiga disebutkan, memperhatikan butir 2, Gubernur Papua dan Papua Barat agar segera melaksanakan rapat kerja dengan bupati/walikota se-Papua dan Papua Barat dengan agenda khususnya tentang pembangunan kebudayaan Papua. Keempat, percepatan pemberdayaan masyarakat asli Papua sebagai bagian dari pembinaan dan pengembangan budaya Papua memerlukan terobosan baru dalam pendekatan pelayanan pemerintahan dan pembangunan. Dengan sesegera mungkin mewujudkan pemekaran Provinsi Papua Tengah dan memperjuangkan terbentuknya Provinsi Papua Selatan.

Rekomendasi kelima, pengenalan dan pemahaman budaya Papua hendaknya dijadikan muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Papua. Sehingga nilai-nilai luhur budaya Papua menjadi sendi kehidupan bermasyarakat bagi semua orang yang hidup di Tanah Papua. Keenam, perlu dibangun pusat-pusat pembinaan dan pengembangan kebudayaan Papua pada 5 wilayah budaya yang disesuaikan dengan rumpun-rumpun budaya di Tanah Papua. Ketujuh, mempertahankan dan membentuk Dinas Kebudayaan di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Rekomendasi kedelapan, pemerntah dan atau pejabat pemerintah di Provinsi Papua dan Papua Barat tidak lagi memfasilitasi kelompok-kelompok seni maupun artis-artis luar Papua untuk pengembangan dan promosi seni budaya Papua. Tetapi sudah saatnya pemerintah memberdayakan potensi seniman Papua agar mereka hidup layak di tanahnya sendiri. Kesembilan, mendukung penyelenggaraan festival seni anak dan remaja tingkat Provinsi Papua di Kabupaten Supiori pada bulan Mei 2008. Kesepuluh, Festival Seni Kreasi Papua IX dilaksanakan di Kabupaten Biak Numfor.

Rekomendasi dari peserta temu budaya Papua pada FSKP VIII tahun 2007 melalui tim perumus yang berjumlah 22 orang ini, untuk ditindak lanjuti oleh pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat dan kepada semua pihak yang bekerja, membangun, dan bermukim di Tanah Papua.

Rekomendasi ini mempertahankan paparan yang disampaikan saat temu budaya, masing-masing, materi nilai-nilai luhur budaya Papua oleh Pdt. Dr. Benny Giay,

kebijakan pembangunan Kabupaten Paniai melalui pendekatan budaya Papua oleh Bupati Paniai, Naftali Yogi, S.Sos, budaya dan seni oleh Sekda Supiori, Drs. Y. Wambrauw, dan materi budaya Papua dan pembangunan oleh Bupati Nabire, Drs. A. P. Youw.

Rekomendasi itu juga memperhatikan saran dan pendapat yang berkembang dalam diskusi yang diikuti 129 peserta yang terdiri dari tokoh-tokoh adat, agama, pemuda, perempuan, budayawan, dan akademisi yang berasal dari 20 kabupaten yang ada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Kesimpulan yang diambil diantaranya, Papua adalah satu kesatuan budaya yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan jati diri manusia Papua. Masalah pembinaan dan pengembangan budaya Papua yang memiliki nilai-nilai luhur yang sangat tinggi pada hakekatnya bukan hanya masalah orang Papua, tetapi merupakan masalah nasional. Adanya pemahaman yang salah terhadap budaya Papua karena kurangnya pemahaman masyarakat non Papua terhadap nilai-nilai luhur budaya Papua yang sangat religius, toleran dan demokratis.

Kesimpulan lain, kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembinaan dan pengembangan budaya Papua. Pembinaan dan pengembangan budaya Papua tidak terlepas dari pembangunan dan peningkatan kualitas hidup orang-orang Papua di semua sektor. Sikap hidup yang berbudaya sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya Papua sangat tergantung pada kualitas perempuan yang secara langsung mendidik dan menanamkan sikap hidup terhadap anak-anak sebagai generasi penerus.

Tidak ada komentar: