Jumat, 18 April 2008

RSUD Tipe C Yang Mengunakan


Pilar kesehatan, bagian dari kehidupan tak bisa disangkal. Pasalnya jika manusia mengalami gangguan kesehatan, akan berimbas pada kegiatan manusia setiap hari. Kesehatan juga bagian dari kebutuhan maka dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu was-was dari ancaman penyakit. Untuk itu pemerintah selalu memberikan perhatian guna memperbaiki kesehatan bagi rakyatnya, Karena masyarakat sebagai subyek pembangunan perlu mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima.


Seiring dengan hal itu, bagi pemerintah kabupaten Nabire pilar kesehatan merupakan salah satu pilar program dari empat pilar yang lain. Berbagai upaya telah dilakukan semasa pemerintahan Drs. A.P. Youw, salah satu diantaranya peningkatan rumah sakit tipe D menjadi tipe C pada beberapa tahun lalu.


pemerintah Kabupaten Nabire telah berupaya meningkatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dari Tipe D menjadi Tife C, sejak tahun 2003.

Gedung RSUD yang berdiri tegak, di Siriwini Kelurahan Siriwini, distrik Nabire itu runtuh akibat gempa tahun 2004. walau demikian pemerintah telah merehablitasi kembali gedung tersebut dan kini terlihat gedung sangat mewah dibanding gedung yanglain. Hanya saja pelayanan dan kebutuhan mendasar rumah sakit tersebut masih dikeluhkan oleh warga (pasien) yang selalu mengunjunginya.


“Selama rawat nginap di rumah sakit ini saya tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana biasanya di rumah sakit tipe C. bahkan bantal kasur juga air mandi pun kami bawah rumah sendiri,”papar ibu Melani.

Ibu Melani juga mengutarakan, kebutuhan dasar yang seharus dipenuhi hingga ini terlihat belum maksimal. Hal itu dirinya telah merasakan keterbatasan-keterbatasan, misalnya kata Ibu Melani, ketika masuk nginap rawat dua malam pertama disuruh nginap di UGD. Sebenarnya kalau sudah masuk nginap di RSUD bukan lagi nginap di UGD akan tetapi harus nginap diruang nginap perawatan.

Senada juga dilontar, bapa Moses beberpa bulan lalu, ketika anak sulungnya rawat nginap disana. Mendapatkan pelayanan yang tidak maksimal. Ketika itu pasien tidak mendapatkan tempat tidur. Karena keterbatasannya, pasien dikembalikan ke UGD untuk menginap semalam. Keesokan harinya antar ke rung nginap. Yang paling menyedihkan menurut bapak itu adalah soal keterbatasan air mandi. Untuk mendapatkan air mandi dan air minum keluarga selalu antar dari rumah mereka.

“Bak air dikamar mandi sudah rusak jadi kami menada dengan ember yang kami bawa dari rumah sendiri,”ungkapnya.

Keluhan akan fasilitas mendasar di rumah sakit tidak hanya dirasakan oleh pasien yang nginp diruang rawat kelas ekonomi, akan tetapi juga dirasakan oleh pasien yang nginap rawat di kelas VIP. Pelayanannya terkesan sama dengan kelas ekonomi. Bahkan kebutuhan-kebutuhan yang sangat urgen tidak disediahkan. Seperti yang dialami oleh Esau Kamiroki, adalah pasien yang masuk dirung VIP Sabtu pekan kemarin. Sakitnya parah. Dari petugas medis disuruh mencari oksigen diluar karena ketersediaan oksigen rusak. “ Kami mencari oksigen di Bengdam, Batalyon, ternyata kami dapat di Batalyon, dan beli disana,”tutur Alek Kamiroki Kakak kandung Pasien.

Alex Kamiroki yang juga sekretaris Partai Patriot ini mengatakan, pemerintah selalu memberikan dana yang besar. Sudah diketahui bersama bahwa pemerintah Nabire selalu menganggar dana. Tahun ini sekitra 10 miliyar telah diberikan kepada RSUD. Pihak RSUD terkesan salah memprioritas program.

“Kebutuhan mendasar seperti batal, kasur, tempat buang air besar, tempat buang air kecil, tempat buang air ludah, air mandi dan sarana lain mendasar sebaiknya diprioritaskan,” ujar Kamiroki.

Jika RSUD telah mengalami peningkatan tipe, sebaiknya pihak RSUD harus memiliki management yang skala prioritas yang tentunya berangkat dari kebtutuhan mendasar pasien. RSUD tidak sekedar untuk berobat akan tetapi harus menjadi tempat nyaman agar pasien bisa beta tinggal disana sambil menunguh penyembuhan.

Dia juga keluhkan atas ketersediaan sumber daya manusia. Medis yang selalu melayani sana terkesan belum maksimal. Kekwatiran yang menghamtui perasaan pasien dimana beberapa kali terjadi peristiwa akibat penyalagunaan obat kepada pasien. Memang benar hampir setiap malam pasien dijaga oleh siswa praktek baik dari SPK maupun dari AKPER Nabire. Banyak keluhan yang selalu dilontarkan warga Nabire terhadap pelayanan rumah sakit ini. Manusia sebagai subyek pembangunan dan tulang pungung maju mundurnya pembangunan di Nabire, maka diharapkan kepada pemerintah dan pihak RSUD agar membenahi semua kekurangan kebutuhan mendasar dan minimnya tenaga medis. “ Manusia perlu diselamatkan, karena maju mundurnya pembangunan ada ditangan warga,”terangnya.

Hal itu dibenarkan kepala ruangan Wanita Silas Elias Nimbogre, A.Md Per. Dirinya mengakui keterbatasan fasilitas yang dikeluhkan oleh masyarakat itu. Hingga saat ini fasilitas mendasar bagi pasien belum mengalami peningkatan masih mengunakan sarana lama sewaktu tipe D. Jika status rumah sakit mengalami peningkatan fasilitas pun harus sesuai dengan kebutuhan sehari-hari demi kepentingan pasien.

“ Sampai saat ini tempat tidur untuk pasien setiap ruangan hanya terdapat 9 tempat tidur. Selayaknya harus 15-20 tempat tidur. Hal itu penting karena ketika terjadi penyakit tidak bisa menampung pasien dalam jumlah yang besar,” kata Silas.

Dia mengatakan, Kekurangan mendasar bagi rumah sakit hinggat ini yang belum terpenuhi, misalnya bak air besar, bak air kecil, tempa buang ludah, sprey, kasur bantal, dan air bersih. Adanya sinyalemen dari masyarakat terkait ruang nginap VIP dan kelas ekonomi, mesti dibedakan, sebab kelas VIP milik pemerintah yang diberi kepercayaan kepada pihak RSUD untuk mengelolah, sedangkan kelas ekonomi adalah milik RSUD yang dikelolah khusus untuk kepentingan dan pelayanan masyarakat. “ Sehingga dalam ketersediaanpun bedah. Semua fasilitas di ruang VIP disiapkan oleh pemerintah, sedangkan untuk kelas ekonomi disiapkan pihak RSUD,”tandasnya.

Awalnya Pelaksana Tugas Harian RSUD Nabire, dr. Agustin ketika dikonfirmasikan tidak memberikan konmentar sebab sedang mengantarkan anak berobat di Jakarta. Namun berhasil juga mendapatkan komentar setelah dr Agustin sepulang dari Jakarta senin Pagi bisa mengakui bahwa sejumlah persoalan yang sedang dialami oleh RSUD Nabire benar.

Ketersediaan kebutuhan dasar pada umumnya terpenuhi. Hanya saja beberapa aspek yang belum dibenahi. “Makan, minum bagi pasien selalu tersediah. Sedangkan seperti yang dikeluhkan masyarakat misalnya sprey, kasur, bantal, tempat buang air ludah, tempat air besak (BAB) dan tempat buang air kecil (BAK), selalu tersediah hanya saja barang-barang tersebut selalu dibawah pulang oleh pasien setelah selesai rawat nginap “ tutur dr Agustin.

Kebutuhan bagi pasien selalu bertambah, bahkan kata dr Agustin, setiap tahun kebutuhan –kebutuhan yang tidak bisa dilupakan pihak rumah sakit selalu menaruh perhatian. Hanya saja masalah kekurangan tempat tidur itu benar. Ruang nginap setiap ruangan perawatan sangat terbatas karena itu pengaruh pada penampungan pasien. Pihak RSUD sedang memprogramkan penambahan beberapa gedung. “Khusus untuk ruang nginap sangatlah perlu. Sebab jika wabah menyerang tiba-tiba animo pasien selalu melonjak,”pintahnya.

Untuk meningkatkan semua pelayanan baik tenaga media (tim medis), juga kepada pasien, RSUD selalu mendapatkan perhatian dari pemerintah, pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten. Tahun ini pemerintah telah menganggarkan 12 milyar. Dengan dana itu RSUD akan berupaya maksimal untuk mengunakan kepentingan perbaikan dan pembenahan kekurangan-kekurangannya

2 komentar:

Nurani Rakyat mengatakan...

saya senang anda mengangkat topik ini, maju tabloid kalian.

Unknown mengatakan...

Berkarya trs yah..